
Beberapa hari sebelum penyerangan, Pihak penyerang terlebih dahulu memberikan maklumat kepada Pengurus Mesjid untuk Menghentikan (Menutup Total) segala bentuk kegiatan/aktivitas keagamaan yang selama ini dilaksanakan di Mesjid Muhammad di Desa Juli Keude Dua Kecamatan Juli Kabupaten Bireuen.
Pada saat terjadi penyerangan, beberapa orang pihak penyerang masuk kedalam mesjid dan beberapa orang lagi berdiri di luar mesjid. Selain itu disekitar dan didalam mesjid juga ada jamaah tetap mesjid Muhammad tersebut. Dari Pihak penyerang yang masuk ada 3 orang yaitu : Ramlan Thaleb, Yahya Ibrahim dan Edi Saputra (Edi Tansil) dan langsung duduk di shaf depan yang langsung berada dibelakang tempat Imam.
Yahya Ibrahim tanpa meminta permisi kepada Pengurus Mesjid langsung maju dan membaca Al-Qur’an dan ketika masuk waktu Magrib Edi Saputra juga dengan tanpa permisi juga langsung maju untuk azan. Melihat kondisi demikian Tgk. Saifuddin Daud yang bertindak sebagai pengelola mesjid Muhammad tersebut mengatakan bahwa untuk Menjadi Imam Shalat dan Muazzin sudah ada orang yang ditunjuk sehingga tidak dibenarkan untuk bertindak seperti itu.
Akan tetapi, Edi Saputra memaksa untuk melaksanakan azan yang pada akhirnya oleh Pengurus Mesjid mengambil microphone. Akibatnya Edi Saputra marah dan memukul dada Hilman Saifuddin (anak dari pengelola mesjid), yang akhirnya memicu keributan dan terjadinya aksi dorong sampai keluar mesjid.
Pada saat di luar mesjid, dua orang Penyerang yaitu Rizal Azis dan seorang lainnya yang belum diketahui namanya memegang kuat Hilman Saifuddin. Kesempatan ini dimanfaatkan oleh Edi Saputra untuk bebas memukul dan melempar batu ke arah Tgk. Saifuddin, Hilman Saifuddin dan Muhammad Haris.
Tiba-tiba terdengar suara dari Tgk. Saifuddin yang berseru : “Saya dilempari batu”. Melihat Ayahnya yang sudah berdarah di bagian kepalanya membuat Hilman Saifuddin yang juga terluka di Bagian kepalanya seketika berontak sehingga lepas dari pegangan pihak penyerang. Kemudian Hilman membalas kearah Edi Saputra dan terjadilah perkelahian. Karena merasa kalah akhirnya Edi Saputra melarikan diri kearah sawah, karena larinya tidak terkontrol menyebabkan Edi Saputra jatuh ke sawah dan kepalanya membentur beton saluran irigasi dekat sawah.
Tidak ada komentar: