ads

Berita

NAD

Nasional

Internasional

Dunia Islam

Tuliasan%20Anda

Rindu sang ayah

SOSOK TERINDU
Karya : fay saskrea

Sosok pahlawan hidup ini..
Itulah dia sang belahan jiwa.,
Seseorang yang ku banggakan..
Seseorang yang ku impikan..
Pernah ada dalam hidup ini..
Pernah hadir dalam jiwa ini..

Tetapi, Kini dia telah pergi..
Meninggalkan bekas rasa dalam jiwa..
Tersimpan kenangan indah bersamanya..
Dalam memori ingatan hidup ini…






Rasa rindu selalu memaksa diri ini tuk bertemu.
Masa lalu ingin semua kenangan terulang kembali..
Tetapi hati selalu berkata tidak mungkin.
Karena takdir hidup yang telah terjadi.

Seorang pahlawan jiwa yang ku banggakan .
Seorang pahlawan hati yg ku inginkan..
Seseorang yang sangat berarti dalam kehidupan..
Itulah sosok yang sangat ku rindukan..
Dialah kebahagiaan dalam hidup ini,
Dialah sosok seorang ayah.








kerinduanku pada sang ayah


"Kerinduanku Pada Ayah"
      karya : Fay Saskrea

Tiada terasa waktu semakin berlalu
sepercik rasa yang seperlahan tiba
mengingatkanku akan sebuah kasih sayang
yang bertahun-tahun tiada lagi kurasakan

Kerinduanku pada sosok sang ayah
sangatlah sulit untukku pertahankan
kasih sayangnya kudambakan
namun nyatanya tak kesampaian

Apakah engkau tidak merindukanku ayah?
ingatkah engkau masa silam yang lama terlewati
saat itu kau masih melimpahkan segala perhatian
saat itu diriku masih berada dalam pangkuan

ingatlah ayah..
jika memang diriku ini sangat berarti untukmu
kau pasti datang menemuiku,
kau pasti datang memelukku
karena perasaan telah berbalut kerinduan

Aku tak ingin lagi ada pisau
yang terlempar ke piring kaca
lalu pecah hingga berkeping-keping
menghancurkan keutuhan suasana.




Cukup sudah aku terlelah..
pada jebakan nasib keluarga
sebuah memori pahit dalam hidup
karena hilangnya kasih sayangmu ayah.







Air susu di balas dengan air tuba,sejarah soekarno dan abu daud beu'reu'eh

soekarno dan abu daud beu'reu'eh
penulis muhammad nadir(seulanga media)

seulanga media kali ini kembali mengingatkan kepada kita semua tentang sejarah agar sejarah ini tidak kita lupakan
Jauh sebelum NKRI berdiri, Aceh Darussalam telah berdaulat sebagai sebuah kerajaan merdeka dan bahkan menjadi bagian dari kekhalifahan Turki Utsmaniyah.
Hal ini sungguh-sungguh disadari Soekarno sehingga dia mengajak dan membujuk Muslim Aceh untuk mau bergabung dengan rakyat Indonesia guna melawan penjajah Belanda.
Saat berkunjung ke Aceh tahun 1948, Bung Karno dengan sengaja menemui tokoh Aceh, Daud Beureueh. Bung Karno selaku Presiden RI menyapa Daud Beureueh dengan sebutan “Kakanda (kakak)” dan terjadilah dialog yang sampai saat ini tersimpan dengan baik dalam catatan sejarah:
Presiden Soekarno : “Saya minta bantuan Kakak agar rakyat Aceh turut mengambil bagian dalam perjuangan bersenjata yang sekarang sedang berkobar antara Indonesia dan Belanda untuk mempertahankan kemerdekaan yang telah kita proklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945.”
Daud Beureueh : “Saudara Presiden! Kami rakyat Aceh dengan segala senang hati dapat memenuhi permintaan Presiden asal saja perang yang akan kami kobarkan itu berupa perang sabil atau perang fisabilillah, perang untuk menegakkan agama Allah sehingga kalau ada di antara kami yang terbunuh dalam perang itu maka berarti mati syahid.”
Presiden Soekarno : “Kakak! Memang yang saya maksudkan adalah perang yang seperti telah dikobarkan oleh pahlawan-pahlawan Aceh yang terkenal seperti Teungku Cik Di Tiro dan lain-lain, yaitu perang yang tidak kenal mundur, perang yang bersemboyan merdeka atau syahid.”
Daud Beureueh : “Kalau begitu kedua pendapat kita telah bertemu Saudara Presiden. Dengan demikian bolehlah saya mohon kepada Saudara Presiden, bahwa apabila perang telah usai nanti, kepada rakyat Aceh diberikan kebebasan untuk menjalankan Syariat Islam di dalam daerahnya.”
Presiden Soekarno : “Mengenai hal itu Kakak tak usah khawatir. Sebab 90% rakyat Indonesia beragama Islam.”
Daud Beureueh : “Maafkan saya Saudara Presiden, kalau saya terpaksa mengatakan bahwa hal itu tidak menjadi jaminan bagi kami. Kami menginginkan suatu kata ketentuan dari Saudara Presiden.”
Presiden Soekarno : “Kalau demikian baiklah, saya setujui permintaan Kakak itu.”
Daud Beureueh : “Alhamdulillah. Atas nama rakyat Aceh saya mengucapkan terima kasih banyak atas kebaikan hati Saudara Presiden. Kami mohon (sambil menyodorkan secarik kertas kepada presiden) sudi kiranya Saudara Presiden menulis sedikit di atas kertas ini.”
Daud Beureu'eh
Mendengar ucapan Daud Beureueh itu Bung Karno langsung menangis terisak-isak. Airmata yang mengalir telah membasahi bajunya. Dalam keadaan sesenggukan,
Soekarno berkata, : “Kakak! Kalau begitu tidak ada gunanya aku menjadi presiden. Apa gunanya menjadi presiden kalau tidak dipercaya.” Dengan tetap tenang, Daud Beureueh menjawab, “Bukan kami tidak percaya, Saudara Presiden. Akan tetapi sekadar menjadi tanda yang akan kami perlihatkan kepada rakyat Aceh yang akan kami ajak untuk berperang.”
Sambil menyeka airmatanya, Bung Karno berjanji,
Bung Karno berjanji : “Wallah Billah (Demi Allah), kepada daerah Aceh nanti akan diberi hak untuk menyusun rumah tangganya sendiri sesuai dengan Syariat Islam. Dan Wallah, saya akan pergunakan pengaruh saya agar rakyat Aceh benar-benar dapat melaksanakan Syariat Islam di dalam daerahnya. Nah, apakah Kakak masih ragu-ragu juga?”
Daud Beureueh menjawab, : “Saya tidak ragu Saudara Presiden. Sekali lagi, atas nama rakyat Aceh saya mengucapkan banyak terima kasih atas kebaikan hati Saudara Presiden.”
Dalam suatu wawancara yang dilakukan M. Nur El Ibrahimy dengan Daud Beureueh, Daud Beureueh menyatakan bahwa melihat Bung Karno menangis terisak-isak, dirinya tidak sampai hati lagi untuk bersikeras meminta jaminan hitam di atas putih atas janji-janji presiden itu.
Soekarno mengucapkan janji tersebut pada tahun 1948. Setahun kemudian Aceh bersedia dijadikan satu provinsi sebagai bagian dari NKRI. Namun pada tahun 1951, belum kering bibir mengucap, Provinsi Aceh dibubarkan pemerintah pusat dan disatukan dengan Provinsi Sumatera Utara.
Jelas, ini menimbulkan sakit hati rakyat Aceh. Aceh yang porak-poranda setelah berperang cukup lama melawan Belanda dan kemudian Jepang, lalu menguras dan menghibahkan seluruh kekayaannya demi mempertahankan keberadaan Republik Indonesia tanpa pamrih, oleh pemerintah pusat bukannya dibangun dan ditata kembali malah dibiarkan terbengkalai.
Bukan itu saja, hak untuk mengurus diri sendiri pun akhirnya dicabut. Rumah-rumah rakyat, dayah-dayah, meunasah-meunasah, dan sebagainya yang hancur karena peperangan melawan penjajah dibiarkan porak-poranda. Bung Karno telah menjilat ludahnya sendiri dan mengkhianati janji yang telah diucapkannya atas nama Allah. Kenyataan ini oleh rakyat Aceh dianggap sebagai kesalahan yang tidak pernah termaafkan.

Anak ku sayang anakku malang




Seulanga Media | Innalillahi wa inna ilaihi rojiun. Sedih hati ini ketika mendengar berita, ada seorang ibu yang tega memutilasi anaknya sendiri.
 
Mudmainah alias Iin (28 tahun) seorang ibu yang tega membunuh dan memutilasi anaknya sendiri, mendadak jadi bahan pembicaraan. Berita yang menghebohkan ini terjadi pada Ahad (2/10/2016) malam. Mudmainah tega membunuh Arjuna anaknya sendiri yang masih berumur satu tahun. Pembunuhan yang dilakukan dengan cara memutilasi terjadi dikediamannya sendiri didaerah Ment

eng, Kalideres Jakarta Barat.
 
Ketika di tanya polisi, pelaku mengatakan mendengar bisikan-bisikan untuk membunuh anaknya sendiri.
 
Menurut psikolog pelaku di duga mengalami gangguan kejiwaan,  sehingga seperti mendengar bisikan untuk berbuat seperti itu. Bisa juga pelaku memiliki persoalan pribadi.  Ketika memendam masalah dan tidak kuat,  akhirnya menyebabkan jiwanya terganggu.
 
BUAH SISTEM KAPITALISME
 
Kasus diatas semakin menambah panjang kasus kekerasan yang terjadi di negeri ini. Juga semakin membuktikan bahwa sistem Kapitalisme telah gagal dalam melindungi anak. Dalam sistem kapitalisme negara berlepas tangan dalam mengurusi rakyatnya, akibatnya tidak sedikit masyarakat yang kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya jangankan kebutuhan sekunder dan tersier, kebutuhan primer pun mereka tak mampu penuhi. Ketikapun mampu memenuhi kadang dengan kualitas yang kurang. Tidak sedikit kepala keluarga yang tidak bekerja atau bekerja tapi dengan penghasilan yang pas-pasan. Akibatnya beban hidup sangat terasa, ketika beban hidup meningkatkan tidak jarang menimbulkan masalah baru, semisal pertengkaran suami istri, stres dan lain-lain.
 
Ditambah dengan kehidupan yang sekuler,  agama hanya dipakai dalam ibadah ritual semata. Akibatnya ketika banyak masalah, masyarakat lebih banyak mengambil jalan pintas. Semisal bunuh diri, atau melampiaskan kepada orang-orang terdekat,  salah satunya anak yang menjadi sasaran. Mulai dari memukul, mencubit anak bahkan sampai kasus pembunuhan anak oleh orang terdekat termasuk ibu yang seharusnya jadi sosok paling melindungi anak.
 
ISLAM MENJAGA ANAK
 
Islam sebagai agama yang sempurna, mengatur segala aspek kehidupan termasuk dalam masalah penjagaan dan perlindungan anak. Dalam Islam ada tiga pilar yang harus tegak untuk melaksanakan aturan Allah swt dan Rasulullah saw ditengah-tengah kehidupan sehingga tercipta kondisi yang "ramah" anak, yaitu:
 
1. Individu ( Keluarga )
 
Dalam pandangan Islam,  keluarga merupakan salah satu struktur yang kompak menjadi basis pertama seseorang dalam memulai kehidupan. Kehidupan keluarga adalah titik awal masyarakat manusia yang menyediakan rumah yang sehat, stabil dan mendukung orangtua serta anak-anak yang sedang tumbuh.
 
Anak-anak harus mendapatkan kehangatan, kesabaran dan kasih sayang serta pendidikan dalam segala aspek. Oleh karena itu dalam sebuah keluarga harus ada ibu sebagai pembina rumah tangga yang bertanggungjawab terhadap anak-anaknya dan ayah sebagai pemimpin bagi keluarga yang dipundaknya terletak tanggung jawab agama.
 
Dalam Islam anak adalah amanah yang dibebankan Allah swt untuk dilaksanakan sebagai amal ibadah yang suatu saat akan dimintai pertanggungjawaban. Oleh karena itu para orangtua harus memahami hak dan posisi anak, serta tugas dan tanggungjawab mereka terhadap anak-anaknya.
 
Islam akan mendorong para ibu untuk menjadi sosok yang kompeten, baik secara keilmuan parenting, penguasaan tsaqofah Islam, kepribadian ibu yang baik termasuk juga rasa cinta dan kasih sayang yang besar. Sehingga akan mendidik anak-anaknya dengan benar.
 
Seorang ayahpun tidak tinggal diam dalam pendidikan anak-anaknya, selain mengoptimalkan usaha untuk mencari nafkah, ayahpun akan ikut menyukseskan pengasuhan dan pendidikan anak-anaknya. Sehingga ibu tidak "riweh" sendiri. 
 
2. Masyarakat
 
Islam sangat memperhatikan kesehatan masyarakat. Sedangkan anak adalah bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat. Dalam kehidupannya anak membutuhkan interaksi dengan yang lainnya.
 
Interaksi dalam lingkungan sangat diperlukan dan berpengaruh dalam proses tumbuh kembang anak, baik secara fisik maupun biologis.
 
Aktivitas saling menasehati adalah salah satu cara menciptakan masyarakat yang sehat. Karena masyarakat tidak akan membiarkan terjadinya sebuah tindak kekerasan terhadap anak.
 
3. Negara
 
Dalam pandangan Islam negara wajib memenuhi kebutuhan pokok rakyat,  termasuk anak-anak. Berupa pendidikan,  kesehatan maupun keamanan, sehingga masyarakat terhindar dari tindakan-tindakan yang akan membahayakan keselamatan.
 
Selain itu negara pun memiliki tanggung jawab dan kewajiban, memberikan sanksi terhadap para pelaku kekerasan terhadap anak.
 
Ketika Islam diterapkan secara sempurna, insya Allah kita tidak akan menemukan kasus-kasus tindak kekerasan terhadap anak oleh orangtua sendiri ataupun yang lainnya. Wallahualam.
 
Sumiyati
Ibu Rumah Tangga
Tinggal di Tanjungsari Kab. Sumedang Jawa Barat
 

SEULANGA MEDIA SABTU (15/10) lalu, merupakan hari istimewa bagi rakyat Aceh. Pada pagi hari itu, Gubernur Aceh dr H Zaini Abdullah meresmikan gedung rawat inap baru Rumah Sakit Umum Daerah Zainoel Abidin (RSUDZA). Ada tambahan 266 tempat tidur rawat inap.
Sebagai satu-satunya rumah sakit rujukan utama di Aceh, tambahan ruang rawat inap ini sangat bermakna, karena kunjungan pasien ke RSUDZA selama ini melebihi kapasitas. Ruang rawat inap baru ini terdiri atas ruang rawat kelas 3 180 tempat tidur, ruang rawat kelas 1 24 tempat tidur, high care 24 tempat tidur, dan ruang VIP 38 tempat tidur.Jika ditotalkan, maka RSUDZA kini punya 743 tempat tidur. Sebagaimana diketahui,peningkatan kualitas kesehatan masyarakat merupakan salah satu program prioritas Pemerintah Aceh. Untuk mendukung program itu, berbagai fasilitas dan infrastruktur di bidang kesehatan terus ditingkatkan. “Upaya peningkatan kualitas rumah sakit ini telah kita lakukan sejak beberapa tahun lalu, mulai dari peningkatan kapasitas para ahli medis,penggunaan teknologi kedokteran terkini, dan pembangunan fisik,” tutur ZainiAbdullah.Saat ini RSUDZA tengahdalam proses penilaian untuk mendapatkan sertifikat sebagai rumah sakit berkelas internasional sesuai standar JCI. “Namun saya ingatkan lagi, meskipun sertifikat itu merupakan tujuan utama, namun yang tidak kalah pentingdilakukan manajemen rumah sakit ini adalah memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.Berikanlah pelayananitu secepat mungkin, selengkap mungkin, seakurat mungkin, dan seefektif mungkin,” kata Abu Doto. Gubernur Aceh ini juga meminta adanya kerja sama, kekompakan, dedikasi, keseriusan, dan keikhlasan dalambekerja, sehingga rumah sakit ini bisa menjadi contoh sebagai sistem pelayanan kesehatan terbaik. “Bukan hanya contoh untuk Aceh, tapi juga menjadi contoh bagi rumah sakit daerah lain di Indonesia,” kata Gubernur.Sedangkan Direktur RSUDZA dr Fachrul Jamal SpAN KIC mengatakan, gedung yang baru difungsikan itu menghabiskandana Rp 95 miliar lebih yang bersumber dari Otsus. “Kami tidak ada istilah puas dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat dan kamiselalu berusaha memberikan yang terbaik kepada pasien yang berobat di RSUDZA,” tutur fachrul jamal (adv)-(SM,Muhammad nadir).


Gambar Bayi

Add caption

Bersama Ratusan Ribu Umat Islam, FPI Gelar Aksi Damai Bela Islam


Seulanga Media | Ratusan ribu masa umat Islam Jakarta menggelar "Aksi Bela Islam" bersama Front Pembela Islam (FPI), Jakarta (14/10/16). Dalam aksi tersebut di hadiri oleh tokoh-tokoh Islam dan berbagai ormas Islam di Jakarta. Aksi dimulai dari Masjid Istiqlal Jakarta usai shalat Jum'at dan diakhiri di Balai Kota, setelah shalat Ashar di sepanjang Jalan. 

Aksi demostrasi itu digelar untuk memenjarakan Ahok atas penistaan agama Islam, terkait surah Al-Maidah 51. Dimana Ahok dalam sebuah rekaman yang beredar Ahok mengatakan "jangan dibodohi surah Al Maidah 51 umat Islam tidak memilihnya."

Usai melakukan audiensi, Arie Dono Sukmanto menemui ratusan ribu massa. Secara terbukti Kabareskrim berjanji akan memeriksa Gubernur Ahok setelah memeriksa saksi-saksi terlebih dahulu. “Mohon doa restu dari saudara-saudara untuk kelancaran,” ucapnya. Mendengar ucapan Ari Dono, massa menjawab, “buktikan, buktikan.”

Menanggapi pernyataan Kabareskrim, Habib Rizieq secara lantang meminta supaya kepolisian segera membuktikan ucapannya itu.

“Kita minta pembuktian, kita minta segera periksa Ahok. Kita siap bela polisi kalau mau tangkap Ahok. Akan kita lawan siapapun yang mau coba intervensi,” ungkap Habib Rizieq.(Laporan Nazir-Langsung Dari Jakarta)

BARAT


Top