ads

Berita

NAD

Nasional

Internasional

Dunia Islam

Tuliasan%20Anda

Surat Rekomendasi Pembangunan Masjid Muhammadiyah di Bireuen Sudah Ditandatangani Kemenag


dahnil anzar
Tebar Suara | Jumat pagi, 17 Juni 2016, surat rekomendasi dari KEMENAG Bireuen secara resmi sudah ditandatangani dan dikeluarkan atas perintah Menteri Agama. Dengan demikian pembangunan Masjid Muhammadiyah Juli Kabupaten Bireuen bisa dilanjutkan.
Kabar ini disampaikan Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak setelah menerima kabar dari Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin. “Menteri menyampaikan permohonan maaf atas kekeliruan KEMENAG kantor Bireuen di Bireuen, dan Pagi tadi Surat rekomendasi dari KEMENAG secara resmi sudah ditandatangani dan dikeluarkan dan Pembangunan Masjid Muhammadiyah Juli Kabupaten Bireuen bisa dilanjutkan” ungkap Dahnil.
Atas kabar tersebut, Dahnil secara pribadi dan jamaah Muhammadiyah mengucapkan terima kasih kepada Menteri Agama..Dahnil berharap pembangunan bisa dilanjutkan segera tanpa ada gangguan lagi dan Aceh kembali damai dan toleran.  [tebarsuara.com]

Alhamdulillah Lazismu Kini Hadir di Kota Lhokseumawe

Foto Launching LAZISMU Kota Lhokseumawe (Farhan Zuhri, 12/06/16)

Beurujuk.com | Pimpinan Daerah Muhammadiyah Lhokseumawe meluncurkan (Launching) sebuah lembaga yang bergerak di bidang sosial yaitu Lembaga Amil Zakat Infaq dan Shadaqah Muhammadiyah atau yang lebih dikenal dengan LAZISMU(12/06/2016), Lauching Lazismu bersamaan dengan Buka Puasa Bersama Warga dan Simpatisan Muhammadiyah di kawasan kota Lhokseumawe. 

Lazismu atau Lembaga Zakat Infaq dan Shadaqah Muhammadiyah adalah lembaga zakat tingkat nasional yang berkhidmat dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendayagunaan secara produktif dana zakat, infaq, sadaqah, wakaf dan dana kedermawanan lainnya baik dari perseorangan, lembaga, perusahaan dan instansi lainnya. "pada hari ini Lazismu telah dibentuk di Lhokseumawe untuk menjalankan roda pemberdayaan dan membantu masyarakat miskin." kata Salwin ST, MT selaku ketua Lazismu
Suasana Buka Puasa Bersama Keluarga Besar Muhammadiyah Lhokseumawe

Sedangkan Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Lhokseumawe H. Amirullah, Lc. M.Ag menambahkan "Lazismu ini hadir untuk membantu memberdayakan masyarkat di bawah kemiskinan, dan juga tindak lanjut dari pada dalil Al-Quran tentang zakat dan infaq."

Launcing ini juga ditandai denganTausyiah oleh dewan Syariah Lazismu Ust. H. Syahrial Razali, Lc, MA. "Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah. Adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir: seratus biji, Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui(Al-Baqarah:261)", Ayat ini mendorong Mukmim untuk berinfaq di jalan Allah dan juga harus dipahami balasan yang dimaksud bukan hanya di dunia saja namun juga di akhirat. mari berzakat dan berinfaq dengan harta terbaik bukan dengan harta terburuk" Seru Ust Syahrial di hadapan ratusan undangan. (Farhan Zuhri) [tebarsuara.com]

Pemuda Muhammadiyah Protes Terhadap Larangan Pembagunan Masjid



Beurujuk.com | Pemuda Muhammdiyah memprotes pelarangan pembangunan Masjid Muhammadiyah di Bireuen, Aceh. Larangan itu dinilai sebagai upaya memecah belah umat islam.

Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak, Rabu (8/6/2016), menyampaikan pelarangan pembangunan masjid Muhammadiyah di Kecamatan Juli Kabupaten Bireuen Provinsi Aceh oleh sekelompok orang yang kemudian disahkan oleh Kementerian agama kantor Bireuen Serta pihak Pemerintahan setempat telah mencederai penerapan syariat Islam di Aceh Serta memecah belah umat Islam.

"Argumentasi penolakan pembangunan Masjid Muhammadiyah di Kecamatan Juli yang disebutkan karena merupakan masjid kelompok dan bukan merupakan Ahlul Sunnah Waljamaah menunjukkan sikap sikap usaha memecah belah umat Islam di Aceh yang seolah ikut diamini oleh pemerintah setempat," jelas dia.

Di sisi lain, lanjut Dahnil, isu seolah tidak boleh ada mazhab yang eksis di Aceh selain mazhab Syafiie terus dikembangkan oleh berbagai kelompok tanpa dan pemerintah daerah berdiam diri.

"Kondisi seperti ini harus segera ditangani oleh Pemerintah Pusat khususnya Kementerian agama dan MUI bila tidak Akan mencederai penerapan syariat Islam di Aceh," tegas dia.

"Padahal semua masjid muhammadiyah selama ini bebas digunakan oleh siapa saja terutama umat Islam, dari kelompok mana saja. Bahkan sekolah-sekolah Mujammadiyah, Universitas, Rumah Sakit selama ini digunakan dan dinikmati tidak hanya umat Islam tapi juga umat beragama lainnya," tegas dia. (www.tebarsuara.com)

Pembagunan Masjid Muhammadiyah di Aceh Ditolak Warga

Tebar Suara | Keberadaan Muhammadiyah di Indonesia yang sudah berkarya untuk bangsa selama 1 abad lebih ternyata masih megalami hambatan. Masjid Muhammadiyah yang sedang dibangun di Kecamatan Juli, Kabupaten Bireun, Aceh, ditolak oleh warga. Untuk mendirikan masjid saja masih ada penolakan, padahal Muhammadiyah mendirikan masjid agar bisa digunakan untuk masyarakat umum, bukan hanya digunakan untuk kegiatan internal Muhammadiyah.
“Masjid Taqwa Muhammadiyah yang sedang dibangun tidak boleh dilanjutkan karena ditolak masyarakat dengan dalih milik kelompok dan bukan ahlus sunnah wal jamaah”, terang Dahnil Anzar Simanjuntak, Ketua PP Pemuda Muhammadiyah.
Pihak Pemda, kecamatan, desa, serta Kementerian agama seakan ikut mengamini. Pemuda Muhammadiyah sedang advokasi masalah ini. “Kasus Khilafiyah yang berujung pada kekerasan banyak dialami masjid dan aktivis Muhammadiyah di Aceh, provokasi Muhammadiyah sebagai aliran sesat massif dilakukan. Sungguh sangat mengkhawatirkan. Seolah kita kembali ke belakang era dimana nalar tidak hadir”, jelas aktivis anti korupsi ini. (sp/rdk)

Secuil Kisah Ahmad Leupon, Panglima Operasi GAM yang Mahir Merakit Alat Perang


Ibunda Ahmad Leupon dan kedua anaknya foto bersama Panglima Sagoe Paya Poe, Muhammad Azmuni Bodrex.
Tebar Suara | Muhammad, demikian nama asli lelaki kelahiran Gampong (desa) Leupon, salah satu gampong di pedalaman Kecamatan Tanah Luas, Kabupaten Aceh Utara. Ahmad Leupon, demikian nama panggilannya kala Aceh masih bergejolak perang. Pagi meranjak siang, Minggu (8/5/2016) tim ACEHXPress.com didampingi oleh Panglima Sagoe Paya Poe, Daerah III Teungku Chik di Paya Bakong, Muhammad Azmuni yang akrab dengan sapaan Bodrex, dan sejumlah mantan kombatan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) lainnya mengunjungi kediaman orangtua Ahmad Leupon di Gampong Blang Trieng, Tanah Luas.
Kunjungan tersebut untuk menghadiri acara peusijuek sunat (khitanan) anak bungsu Ahmad Leupon, yang saat ini sudah meranjak dewasa. Namanya Muhammad Ilham, umurnya 12 tahun dan tercatat sebagai siswa di salah satu sekolah menengah pertama di kecamatan Tanah Luas. Dari kejauhan, Ilham melihat gerombolan mantan kombatan GAM yang juga merupakan kerabat almarhum ayahandanya tiba di kediaman neneknya, disini acara peusijuek tersebut dilaksanakan.
Raut wajahnya mulai gelisah, matanya berkaca-kaca, suaranya serak. “Bang Bodrex, neulangkah u dalam neudong foto ngon lon sion. (Bang Bodrex, masuklah kedalam untuk foto berdua sekali),” ajak Ilham. Ajakan tersebut dipenuhi oleh lelaki bertubuh tegap itu yang juga pernah mencalonkan diri sebagai anggota DPR Aceh pada Pileg 2014 lalu. Sambil memeluk Ilham, Bodrex juga mengajak Sri Wahyuni (17), kakaknya Ilham dan ibunda Ahmad Leupon, Ainul Mardhiah (64). “Mak, jak tadoeng foto sama-sama neuhoi si Yuni chit. (Mak, mari kita foto bersama dan ajak Yuni juga),” ajak Bodrex.
3
Kemudian, Bodrex pamit untuk menikmati hidangan bersama rekannya di bawah tenda yang telah disiapkan didepan rumah semi permanen yang dikelilingi pohon-pohon besar itu. Dalam kesempatan tersebut ACEHXPress.com berhasil mewawancarai saksi kunci dalam kontak tembak yang merengut nyawa Ahmad Leupon.
Adalah Junaidi, pria ini dijuluki Jacky Chan sebagai nama lapangannya. Masa itu tahun 2004, saat akan dilakukan pemilihan Presiden Republik Indonesia. Dua hari sebelumnya, sembilan pasukan GAM turun dari kompinya daerah Pucoek Alue Kareung di pegunungan ke permukiman warga untuk mengambil logistik untuk disuplay ke rekan-rekan perjuangannya di hutan. Kemudian, lanjutnya, enam orang lainnya kembali ke hutan dan tinggal Ahmad Leupon, Nadir Sumbok dan Jacky Chan beristirahat di permukiman warga.
2
Junaidi alias Jacky Chan
“Hari itu saya dan Basyir dipilih oleh almarhum untuk menetap bersamanya, kami turun dengan senjata lengkap, dan beristirahat di salah satu rumah warga di samping masjid Gampong Blang Pie,” ungkap Jacky Chan.
Menurutnya lagi, saat sedang beristirahat Nadir Sumbok mengeluh untuk ditukar dengan anggota GAM lainnya dikarenakan alasan kesehatan. Kemudian, Ahmad Leupon yang merupakan Panglima Operasi GAM tidak memenuhi permintaan tersebut. Dikatakannya lagi, gelagat pemilik rumah tempat mereka singgah mulai mencurigakan, keluar masuk rumah, tak lama kemudian terlihat puluhan TNI berdatangan diujung jalan yang berjarak sekitar 100 meter.
4
Rumah persembunyian Ahmad Leupon cs kala itu.
Jacky Chan dan Nadir Sumbok mulai was-was, namun tidak sama halnya dengan Ahmad Leupon. Dia tidak mengkhawatirkan militer Indonesia akan mengepung lokasi tempat mereka singgahi tersebut. Pemilik rumah semakin mencurigakan, bahkan hari itu kala matahari yang sudah meranjak terbenam terlihat oleh Jacky Chan pemilik rumah tersebut menjumpai militer Indonesia.
Malam pun larut, jangkrik mulai bernyanyi dengan nada-nada indahnya, Ahmad Leupon dan kawan-kawan baru saja menyelesaikan ibadah shalat isya. Disebelah rumah, yang merupakan masjid terlihat anggota Polisi dari Polsek Tanah Luas sedang menyiapkan kotak suara untuk pemilihan presiden keesokan harinya. Namun, persembunyian mereka tidak tercium oleh Polisi.
“Bang, musuh diluar,” ujar Jacky Chan kepada Ahmad leupon.
“Sudah kamu ketahui ada musuh diluar, jadi bagaimana? Kalau saya intruksikan tembak, ya tembak,” jawab Ahmad Leupon kala itu.
Malam semakin larut, angin berhembus pelan, menggoyangkan daun-daun di halaman rumah, militer Indonesia mulai merapatkan gerakannya ke rumah Ahmad Leupon cs beristirahat. Jam sudah menunjukkan pukul 04.00 WIB pagi, kabut mulai menutupi daratan tinggi itu.
“Ada anggota GAM didalam tiga orang,” sebut salah satu militer Indonesia pada rekannya yang sudah berada di halaman rumah.
“Kami sudah tahu ada GAM didalam rumah ini, cepat keluar sebelum kami tembak,” ujar salah satu militer Indonesia lainnya dengan nada keras.
Intruksi tersebut tidak digubris Ahmad Leupon cs, bahkan mereka mengintip dari sudut-sudut rumah. Lalu, Ahmad Leupon mengokang senjata miliknya. Menembak salah satu militer Indonesia tepat di jidatnya. Diluar rumah, Militer Indonesia yang tak menerima temannya meninggal dunia juga bersiap menembak kedalam. Didalam rumah, tiga kombatan GAM mulai berwasiat sesamanya.
“Kalau saya yang mati, tolong jaga ibu, isteri dan anak-anak saya. Anak saya titipkan did ayah untuk mengaji,” pesan Ahmad Leupon kepada Jacky Chan. Saat menceritakan wasiat ini kepadaACEHXPress.com, Jacky Chan mengeluarkan airmatanya. Terlihat juga Panglima Sagoe Paya Poe, Bodrex dan kawan-kawan juga matanya berkaca-kaca.
Dilanjutkannya, Militer Indonesia mulai menembak kedalam. Ahmad Leupon cs mulai merayap keluar rumah dalam kondisi gelap gulita. Saat itu, pihak GAM juga membalas tembakan dari dalam rumah. Sambil merayap keluar rumah, Nadir Sumbok terkena tembakan, meninggal ditempat. Lalu, dengan keberaniannya Ahmad Leupon tetap bersikukuh untuk membalas tembakan ke arah militer. Tepat di pintu belakang rumah, Ahmad Leupon kembali menembaki kea rah militer yang juga dapat balasan tembakan dari luar. Ahmad Leupon meminta Jacky Chan untuk keluar rumah dengan menggunakan kain dan menutupi kepalanya, dengan maksud menyamar selayak perempuan. Dalam balutan kain tersebut, Jacky Chan menyembunyikan senjatanya dan memakai rompi anti peluru. Dibelakangnya, Ahmad Leupon juga ikut merayap.
Jacky Chan berhasil dengan penyamarannya, dia lolos saat itu. Namun tidak dengan Ahmad Leupon, dia tertembak diantara ilalang dan pohon pandan di belakang rumah persembunyian tersebut. Dua anggota GAM syahid pagi menjelang subuh kala itu.
Innalillahi wa inna ilaihi rajiun..
1
Lokasi tertembaknya Ahmad Leupon.
Semasa hidupnya, Ahmad Leupon dikenal sebagai pasukan GAM yang tangguh. Keberaniaannya sangat ditakuti lawan. Gerak geriknya tidak mencurigakan, taktik perang sangat dikuasainya. Daripada itu, dirinya dipilih oleh pimpinan GAm menjabat sebagai panglima operasi.
Demikian ungkap Bodrex, panglima sagoe paya poe, menurutnya, yang sangat dikagumi dari sosok Ahmad Leupon adalah kecerdasannya merakit alat perang. Bahkan, Ahmad Kandang sangat menyayangi Ahmad Leupon dikarenakan kehebatannya melebihi komputer dikarenakan mampu merakit bom dan senjata yang besar.
ahmad leupon
Ahmad Leupon semasa hidup dan senjata hasil buatannya.
“Saat itu kami pernah harus membayar lahan kakao milik warga saat uji coba senjata buatan Ahmad leupon, hangus 4 hektar lahan saat itu,” ungkap Bodrex.
Sri Wahyuni (17 tahun) dan Muhammad Ilham (12 tahun) buah hati dan titipan Ahmad Leupon dalam wasiatnya. Kini keduanya berstatus yatim piatu. Ibunya, Nurhayati, juga telah kembali pada Sang Khalik pasca Aceh berstatus damai. Saat ini kedua buah hati sang pejuang itu tinggal bersama sang nenek yang sudah renta.
Semoga wasiat Ahmad Leupon dapat ditunaikan oleh para kerabatnya semasa di hutan, yang saat ini masih diberikan umur oleh Sang Pencipta. Semoga Yuni dan Ilham mendapatkan orangtua angkat, layaknya anak-anak yang lain, Semoga…!!(AcehXpress) [tebarsuara.com]

PWPM Aceh : Pemerintah Lambat Atasi Keributan Di Masjid Muhammadiyah Bireuen

Ketua PWM Aceh
 Tebar Suara | Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah Aceh mengecam terjadinya keributan disertai kekerasan yang menyebabkan jatuhnya korban luka di Masjid Muhammad, Dusun Teungoh Gampong Keudee Dua Kecamatan Juli Kabupaten Bireuen, Sabtu, 5 Juni 2016 pukul 18.50 WIB. Kericuhan di awal Ramadan ini menunjukkan umat Islam Aceh dalam kondisi darurat ukhuwah.
“Hanya dikarenakan persoalan perbedaan paham keagamaan dan praktik ibadah sesama umat Islam saling ancam-mengancam, menumpahkan darah, dan saling tuding sesat menyesatkan. Kami menilai kejadian ini menunjukkan Pemerintah Kabupaten Bireuen lamban dan tidak sigap mengatasi persoalan sosial keagamaan yang terjadi di tengah masyarakatnya,” Ketua Pemuda Muhammadiyah Aceh, Munawar Syah, dalam rilis yang diterima GoAceh Senin (6//6/2016) malam.
Munawar Syah, menambahkan, pihaknya telah mendapat laporan terkait peristiwa tersebut. Termasuk sudah mengetahui secara detail siapa yang menjadi biang keributan itu. “Ada warga Gampong Keudee Dua Juli yang selama ini getol menggangu dan meneror jamaah di masjid,” katanya.
Pemuda Muhammadiyah Aceh, tegasya, mendesak pihak kemanan memastikan kasus ini diusut dan aktor pelakunya ditindak tegas. “Kita meyakini kejadian ini tidak berdiri sendiri, ada rentetan peristiwa sebelumnya yang menjadi pemicunya. Informasi yang kami terima bahwa pada tanggal 28 April 2016 ada Maklumat yang hendak dikeluarkan atas nama Pemerintah Gampong untuk menghentikan (menutup total) segala bentuk kegiatan keagamaan di Masjid Muhammad di Dusun Teungoh,” paparnya.
Munawar Syah menyampaikan, setelah mendapat laporan dari warga dan Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah Bireuen, ia akan terus memantau kasus itu dan memastikan persoalan tersebut dibawa ke ranah hukum. “Masjid bantuan wakaf dari Yayasan Syeik Ied Qatar ini  ini berada di lingkungan masyarakat yang mayoritas anggota, keluarga besar dan simpatisan Ormas Muhammadiyah. Tidak ada paham dan praktik ibadah di masjid ini yang menyalahi sunnah, semuanya memiliki landasan dalam beramal,” tegas Munawar Syah. (sp/GoAceh) [tebarsuara.com]

BARAT


Top