ads

Berita

NAD

Nasional

Internasional

Dunia Islam

Tuliasan%20Anda

Macet Terparah di Krueng Geukueh Mencapai 6 Km

Macet Terparah di Krueng Geukueh Mencapai 6 Km
Beurujuk.com Macet parah kembali terjadi di Simpang 4 Krueng Geukueh, Kecamatan Dewantara, Kabupaten Aceh Utara. Macet kali ini atau di lebaran ke-4, Sabtu (9/7/2016) sore, atrean diperkirakan mencapai 6 kilometer.

Pantauan GoAceh, macet sore tadi hingga malam, mulai dari Simpang Rancung atau perumahan PT Arun, Kecamatan Muara Satu, Lhokseumawe sampai ke Simpang KKA atau Paloh Lada, Kecamatan Dewantara.

Melintasi delapan desa, meliputi Batuphat Timur, Batuphat Barat, Blang Naleung Mameh (Kecamatan Muara Satu), Tambon Baroh, Tambon Tunong, Keude Krueng Geukueh, Uteun Geulinggang, dan Paloh Lada (Kecamatan Dewantara).

Dari arah Medan, mobil terpaksa membuat dua deret di jalan dua jalur tersebut sampai ke jembatan perbatasan Lhokseumawe dan Aceh Utara. Antrean kendaraan diperkirakan mencapai 4 kilometer, dari Simpang Rancung ke Krueng Geukueh.

Sementara dari arah Banda Aceh atrean kendaraan tidak begitu parah, diperkirakan mencapai 2 kilometer dari Krueng Geukueh hingga ke Paloh Lada.

Kemacetan di Simpang Krueng Geukueh juga terjadi pada pagi hari sekitar pukul 11.00. Namun hanya terjadi dari arah Banda Aceh dengan atrean mencapai 3,5 kilometer. Mulai Ulee Pulo, Paloh Lada atau Simpang KKA hingga ke Simpang 4 Krueng Geukueh.

Sementara sore ini, kemacetan parah tidak terjadi di pusat Pasar Geudong, Kecamatan Samudera Aceh Utara, seperti pada sore lebaran kedua. Baik dari arah Medan atau dari arah Banda Aceh. Namun macet tetap saja terjadi sore ini di Geudong, dengan atrean diperkirakan seratusan meter saja. (Sumber: Go Aceh

Menyelami Pantai laut Rubiah Yang Indah di Sabang


Menyelami Pantai Rubiah, Megahnya Kerajaan Bawah Laut Sabang



Beurujuk.com | Pantai Rubiah merupakan taman laut yang ada di sebelah barat Kota Sabang.
Terletak di pulau kecil tak berpenghuni yang termasuk dalam kawasan Pulau Weh.
Rubiah sendiri diambil dari nama seorang perempuan, Cut Nyak Rubiah yang dimakamkan di pulau tersebut.
Objek wisata ini merupakan kerajaan bawah laut habitat ikan hias seperti nemo, angel fish, lion fish, dan merupakan lokasi transplantasi karang yaitu rehabilitasi terumbu karang dengan cara pencangkokan.
Daya tariknya berupa taman laut membuat snorkeling dan diving menjadi aktivitas favorit.
Pun begitu jika anda tak mahir berenang atau menyelam, anda tetap bisa menikmati keindahan bawah laut hingga kedalaman 10-15 meter dengan menggunakan perahu kaca.
Mengitari Pulau Rubiah yang kejernihan airnya membuat sinar matahari tembus hingga dasar laut.
Pesona taman laut yang menakjubkan membuat pulau dengan luas 0,357 Km persegi itu sebagai surganya kerajaan laut.
Ya, tak lengkap berwisata bahari ke Sabang tanpa mengunjungi Pulau Rubiah.
Permukaan airnya yang tenang lagi jernih tak ubahnya cermin yang memantulkan kehidupan biota di dalamnya.
Aneka ikan hias seperti nemo, dan kawannya bermain-main di sela terumbu karang yang cantik.
Jernihnya air di taman laut ini membuat sinar matahari menembus hingga dasar laut.
Snorkeling dan diving menjadi aktivitas favorit yang banyak dilakoni pelancong yang bertandang ke pulau kecil tak berpenghuni itu.
Untuk memuaskan hobi bermain air, anda tak perlu repot-repot memboyong perlengkapan.
Pasalnya di Pantai Iboih yang merupakan pintu masuk ke Rubiah, berjejer para penyewa jasa perlengkapan olah raga air itu, cukup membayar Rp 40 ribu saja anda sudah siap snorkeling seharian.
Jika ingin diving, anda bisa memilih paket yang ditawarkan berupa perlengkapan, training, guide, perahu, hingga foto bawah laut dengan tarif maksimal Rp 500.000, tergantung item yang dipilih.
Siap-siap berenang bersama ikan-ikan.
Perjalanan dari Iboih ke Rubiah memakan waktu sekitar 15 menit, lain hanya jika ada ingin hopping island.
Di bibir pantai, anda bisa menjejakkan kaki ke pasir putih yang berkilauan ditimpa sinar matahari. Air laut hijau tosca yang berkecipak ditingkap langit biru.
Sesekali terlihat bocah pribumi bermanuver dengan melakukan berbagai gaya.
Begitu juga dengan para wisatawan yang lebur menikmati keindahan taman laut yang membuat pengunjungnya lupa daratan.
Namun jika anda tak pandai atau tak suka berenang atau pun menyelam tak perlu khawatir. Anda tetap bisa menikmati pesona bawah laut Rubiah dengan berkeliling pulau.
Spead boat berlantai kaca siap membawa anda menyisir setiap lekuk Rubiah. Menikmati keindahan taman laut yang telah banyak dituturkan pelancong.
Hal ini tak lain karena jernihnya air sehingga memungkinkan pengunjung melihat dengan mata telanjang keindahan bawah laut pantai ini mulai kedalaman 10-15 meter.
Asyiknya lagi spead boat kaca ini memuat hingga 10 penumpang. Mari rayakan keindahan. (Serambi)

Ini Putusan Komnas HAM terhadap Tragedi Simpang KKA Aceh

Beurujuk.com | Hasil penyelidikan Komnas HAM terhadap kasus penembakan di Simpang PT Kertas Kraft Aceh (KKA) di Kecamatan Dewantara, Kabupaten Aceh Utara, pada 1999 silam menyatakan ada bentuk pelanggaran HAM. Komnas HAM meminta kepada Kejagung untuk menyelidiki lebih lanjut keputusan Komnas HAM ini.

Dalam siaran pers yang diterima detikcom dari Komnas HAM, Rabu (22/6/2016), Komnas HAM juga telah mengajukan hasil penyelidikan kasus ini ke DPR sebagai pemberitahuan bahwa Komnas HAM telah selesai melakukan penyelidikan. Komnas HAM juga mengajukan permohonan dukungan untuk segera ditindaklanjuti dan kemudian dibentuk Pengadilan HAM Adhoc untuk peristiwa Simpang KKA yang terjadi sebelum terbitnya UU No 26/2000 tentang Pengadilan HAM.

Berdasarkan informasi yang telah dikumpulkan tersebut oleh Tim Ad Hoc Komnas HAM menyimpulkan:

1. Terdapat bukti permulaan yang cukup untuk menduga terjadinya kejahatan terhadap kemanusiaan sebagai salah satu bentuk pelanggaran hak asasi manusia yang berat (masa lalu), sebagai berikut:

a. pembunuhan (Pasal 7 huruf b jo Pasal 9 huruf a UU Nomor 26/2000 tentang Pengadilan HAM);
b. penganiayaan (persekusi) (Pasal 7 huruf b jo Pasal 9 huruf h 
UU Nomor 26/2000 tentang Pengadilan HAM).

2. Bentuk perbuatan (type of acts) dan pola (pattern) kejahatan terhadap kemanusiaan yang terjadi
dalam peristiwa Simpang KKA adalah sebagai berikut:

a. Pembunuhan
Penduduk sipil yang menjadi korban pembunuhan sebagai akibat dari tindakan aparat TNI yang terjadi di Simpang KKA sekurang-kurangnya sebanyak 23 (dua puluh tiga) orang sebagai akibat penembakan.

b. Penganiayaan (Persekusi)
Penduduk sipil yang menjadi korban penganiayaan (persekusi) sebagai akibat tindakan yang dilakukan oleh aparat negara yang terjadi di Simpang KKA tercatat sekurang-kurangnya sebanyak 30 (tiga puluh) orang.

3. Berdasarkan rangkaian kejahatan yang terjadi serta gambaran korban yang berhasil diidentifikasi dan rangkaian persilangan bukti-bukti yang ada, maka nama-nama yang diduga terlibat sebagai pelaku dan/atau penanggung jawab dalam peristiwa Simpang KKA, terutama namun tidak terbatas pada nama-nama sebagai berikut:

A. Individu/Para Komandan Militer Yang Dapat Dimintai Pertanggungjawabannya

A.1 Komandan pembuat kebijakan

a. TNI pada saat Peristiwa Simpang KKA 1999
b. Pangdam I / Bukit Barisan pada saat Peristiwa Simpang KKA 1999.

A.2. Komandan yang memiliki kemampuan kontrol secara efektif (duty of control) terhadap anak buahnya

a. Danrem 011 / Lilawangsa pada saat Peristiwa Simpang KKA 1999.
b. Dandim 0103/Aceh Utara pada Peristiwa Simpang KKA 1999.
c. Komandan Batalyon Infantri 113/JS pada saat Peristiwa Simpang KKA 1999
d. Komandan Detasemen Arhanud Rudal 001/Pulo Rungkom pada saat Peristiwa Simpang KKA 1999.
e. Danramil Dewantara Kodim 0103/Aceh Utara

B. Individu/Komandan/Anggota Kesatuan Yang Dapat Dimintai Pertanggungjawaban Sebagai Pelaku Lapangan. (Status Aceh) [tebarsuara.com]

Hapus Perda Syariah, Mahasiswa Aceh Ancam Pisah Dari NKRI

Ilustrasi. @elshinta.com
Ilustrasi (foto, portal1)
Beurujuk.com | Kabar terkait penghapusan 3.000 Perda oleh Mendagri menuai reaksi serius dari beberapa petinggi aktivis mahasiswa di Aceh. Walaupun Perda yang akan dihapus tersebut bukan qanun yang berlaku di Aceh, namun mahasiswa di Aceh tetap merasa geram. Pasalnya, ribuan Perda yang bakal dihapus tersebut ditenggarai adalah Perda bernuansa Islam. 

“Kami tidak layak lagi bersatu dengan negara kufur yang menistakan Islam. Pemimpin mereka Jokowi telah mengarahkan bangsanya menuju laknat Allah,” ucap Presiden Mahasiswa UIN Ar-Raniry kepada portalsatu.com, Jumat, 17 Juni 2016. 

Tak hanya itu, ia mengancam akan membuat referendum dan mengajak masyarakat Islam untuk bersatu melawan pemerintah yang dinilai sudah bertindak sewenang-wenang. Bagi Said hal tersebut tak bisa dibiarkan karena dapat menghancurkan generasi muda Islam ke depannya. 

“Kami akan mendirikan kedaulatan negara sendiri yang berlandaskan Islam. Kami akan membuat referendum merdeka. Kami siap menampung saudara kami yang Islam untuk bergabung di sini,” ucapnya. 

Reaksi keras juga diungkapkan Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Syiah Kuala, Hasrizal. Ia menilai Mendagri telah membuat kegaduhan dengan pernyataan penghapusan Perda tersebut. Ia juga menuding Tjahjo Kumolo telah mengusik ketentraman dan kerukunan umat dengan menghapus Perda tersebut. 

“Kami mengultimatum Mendagri Tjahjo Kumolo yang telah melakukan kegaduhan terkait pernyataan dan kebijakan yang mengusik ketentraman dan kerukunan umat,” ucapnya, Jumat, 17 Juni 2016. Kedua petinggi BEM kampus terbesar di Aceh ini secara senada meminta Pemerintah Pusat untuk menghargai dan menghormati aturan-aturan dan budaya daerah. Pemerintah Pusat diminta tidak semena-mena menghapus Perda. 

“Kami mendesak Pemerintah Pusat untuk menghormati aturan-aturan kebudayaan lokal khususnya aturan yang bernuansa Islam,” kata Hasrizal. Sebelumnya diberitakan, Mendagri Tjahjo Kumolo menbantah telah menghapus Perda yang bernuansa Islam. Tjahjo mengatakan Perda yang dihapus tersebut adalah Perda yang menyangkut investasi.  

 “Siapa yang hapus? Tidak ada yang hapus. Misalnya, Aceh mau terapkan syariat Islam di daerahnya, itu boleh. Namun penerapan di sana, mau diterapkan juga di Jakarta tentu tidak bisa. Ini semua soal investasi. Kita ga urus perda yang bernuansa syariat Islam. Ini untuk amankan paket kebijakan ekonomi pemerintah,” ucap Thajo, 15 Juni 2016.  

 Sebelumnya, akhir Mei lalu Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mengakui bahwa di antara Perda tersebut, ada Perda berisi pelarangan terhadap minuman beralkohol. Meski demikian, Tjahjo menampik pencabutan Perda-Perda itu bukan berarti pemerintah mendukung peredaran minuman beralkohol.   

"(Perda) yang saya cabut itu karena mereka (pemerintah daerah) menyusun Perdanya bertentangan dengan peraturan dan perundangan," ujar Tjahjo di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, dilansir kompas.com, 20 Mei 2016.   Perda pelarangan miras yang akan dicabut, antara lain Perda di Papua, Yogyakarta dan Nusa Tenggara Barat. Sampai saat ini Kemendagri belum mempublikasi Perda apa saja yang dihapus tersebut. [tebarsuara.com

Relawan Sajan Illiza Bagikan Takjil Berbuka untuk Pemulung dan Warga Banda Aceh

Beurujuk.com | Banda Aceh - Relawan Sajan Illiza membagikan takjil untuk keluarga pemulung di Kampung Jawa, Banda Aceh. Para relawan ini juga membagikan 1.600 takjil untuk warga di setiap titik lampu lalu lintas di Kota Banda Aceh.
“Alhamdulillah pergerakan saling berbagi ini terus kita lakukan, dan apa yang kita lakukan ini didukung sepenuhnya oleh ibu Illiza Sa’aduddin Djamal,” ujar Brigade Sajan Illiza Miftah Arzaki Arza, Minggu 19 Juni 2016, di Banda Aceh.
Arza menambahkan, apa yang dilakukan relawan pemenangan Illiza Sa’aduddin Djamal calon wali kota Banda Aceh, kegiatan sosial ini agar bisa menjadi contoh bagi komunitas yang lain untuk terus berbagi.
Illiza Sa’aduddin Djamal yang juga Wali Kota Banda Aceh juga berpesan, terus membangun kebersamaan dan  saling peduli, saling berbagi.[]

2 Spesies Penghuni Krueng Pasee Paling Dicari: Rasanya Ajib, Harganya Selangit.


Sungai (Krueng) Pasee, Aceh Utara | Photo: @ajl_pasee
Beurujuk.com | Pernah dengar nama "Krueng Pasee"? Krueng (bahasa Aceh) berarti sungai. Iya, sungai yang penuh dengan romantika sejarah kejayaan Kerajaan Samudera Pasee (atau ada juga yang menyebutnya dengan Samudera Pasai) yang kini telah menjadi Wilayah Administratif Kabupaten Aceh Utara ini termasuk salah satu sungai dengan DAS terganas di Pulau Sumatera.

Ratusan ribu galon airnya mengalir terus-menurus saban hari dari hulunya yang masuk kawasan Aceh Tengah dan bermuara ke Kecamatan Samudera (Geudong) Aceh Utara. Berdasarkan informasi yang beredar di tengah-tengah masyarakat setempat, dari hasil penelitian yang dilakukan oleh salah satu organisasi Peduli Lingkungan pada tahun 1990-an, air Krueng Pasee bebas dari partikel-partikel berbahaya dan bisa langsung di minum tanpa menyebabkan sakit perut meski belum dimasak. 

Masih menurut hasil penelitian tersebut, disebutkan juga bahwa kandungan mineral dalam air sungai ini sangat tinggi dan baik untuk kesehatan. Bahkan hingga saat ini, Perusahaan Air Minum Daerah Aceh Utara serta salah satu Perusahaan Air Minum Swasta Internasional dengan merek terkenal, memanfaatkan air sungai ini sebagai bahan bakunya.

Selain itu, Arus sungai Krueng Pasee juga sangat cocok untuk dikembangkan menjadi Objek Wisata Arung Jeram, karna DAS nya yang begitu ekstrim dengan bebatuan yang cukup besar-besar.

Tapi dibalik pesona itu semua, Krueng Pasee masih menyimpan satu lagi daya tarik yang luar biasa, yakni spesies yang bersemayam di dalamnya. Apa itu?

Berikut dua jenis (dari sekian banyak) ikan yang hidup di dalam derasnya arus Krueng Pasee yang sangat fenomenal dan paling dicari oleh para pemburu ikan air tawar:

1. Ikan Keureulieng


Ikan Keureulieng yang berhasil didapat
oleh nelayan setempat.
Ikan keurlieng atau disebut juga ikan jurung (Mahseer) adalah salah satu jenis ikan penghuni Krueng Pasee. Keberadaannya kini semakin langka. Karna rasanya yang begitu lezat, meski saat mengolahnya cuma sekedar dibakar atau dimasak dengan cara apapun, telah menjadikannya sebagai salah satu spesies paling diburu di kawasan ini.
Belakangan, nelayan setempat hanya bisa menemukan ikan keureulieng berukuran kecil saja, padahal ikan ini dulunya bisa selebar pintu rumah dan sangat gampang didapat dengan cara dipancing atau dijaring.

Namun sekarang, untuk bisa menikmati ikan super mahal ini butuh perjuangan ekstra. Menurut informasi dari warga sekitar, ikan jenis ini hanya bisa didapatkan di lubuk sungai yang dalam. Harus pandai menyelam kata Agus (25), yang sering mencari ikan di kawasan ini.

Harga ikan keureulieng ini mencapai Rp.150.000 per kilogram, bahkan bisa lebih, mengingat peminatnya sangat tinggi sementara stoknya terbatas. Saat ini memang sudah ada beberapa petani yang mulai membudidayakan ikan tersebut di kolam air tawar, namun rasanya tidak lagi selezat yang hidup di alam bebas seperti yang terdapat di sungai Krueng Pasee ini.

2. Ikan Ileh

Pembeli sedang menawar harga Ikan Ileh dari
Nelayan di pedalaman Aceh Utara. 
Penghuni Krueng Pasee yang kedua, yang juga sudah sangat langka adalah Eungkot (Ikan) Ileh, dikenal juga denga Ikan Dundung. Ikan berbentuk belut raksasa ini pun tak kalah gurih saat disantap. Tekstur dagingnya yang lembut serta kulitnya yang kenyal membuat ikan ini enak diolah dengan cara apapun seperti ikan keureulieng tadi.

Di restoran-restoran Chinese, ikan ini tidak langsung dimasak dagingnya, tapi dipelihara dulu di aquarium dalam jangka waktu yang lama untuk diambil lendir yang ada di tubuhnya, selanjutnya lendir tadi digoreng menggunakan tepung khusus dan kemudian disajikan bagi pengunjung.

Hanya orang-orang berkantong tebal saja yang sanggup menyantap menu ini. Harganya cukup menguras isi kantong karna dipercaya bisa membangkitkan stamina dan libido yang memakannya.

Satu buah Ileh ukuran besar bisa mencapai panjang 3 meter lebih, dengan diameter sebesar pohon pinang atau tiang listrik. Sementara saat ini, para nelayan hanya  mampu mendapatkan ileh sebesar kaca sirup atau sebesar senter, itupun kalau lagi beruntung.

Harga ikan ileh ini juga sangat mahal. Ileh sebesar kaca sirup saja bisa dijual hingga Rp.50.000 per 3 inci, mahal banget kan? Makanya hewan ini pun kian langka di habitatnya. Karna untuk mendapatkannya juga butuh perjuangan.

Ikan predator ini tinggal di sela-sela batu di kedalaman air sungai tertentu. Para nelayan biasanya akan memanfaatkan air sungai yang sedang keruh untuk memancing, karna saat itulah ikan ileh keluar untuk mencari mangsanya.

Untuk menghindari kepunahan sumberdaya alam yang tak ternilai harganya ini, tentu dibutuhkan kerja sama semua pihak, misalnya masyarakat sekitar untuk sama-sama mengawasi alat tangkap, agar spesies-spesies ikan yang masih kecil yang hidup di sungai Krueng Pasee tersebut tidak ikut diambil oleh tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab. Penguatan hukum adat tentu bisa menjadi salah satu alternatif --selain penerapan hukum positif-- untuk melindungi habitat mereka dari ancaman kepunahan yang terlalu cepat.[Goolerampoe]

Surat Rekomendasi Pembangunan Masjid Muhammadiyah di Bireuen Sudah Ditandatangani Kemenag


dahnil anzar
Tebar Suara | Jumat pagi, 17 Juni 2016, surat rekomendasi dari KEMENAG Bireuen secara resmi sudah ditandatangani dan dikeluarkan atas perintah Menteri Agama. Dengan demikian pembangunan Masjid Muhammadiyah Juli Kabupaten Bireuen bisa dilanjutkan.
Kabar ini disampaikan Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak setelah menerima kabar dari Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin. “Menteri menyampaikan permohonan maaf atas kekeliruan KEMENAG kantor Bireuen di Bireuen, dan Pagi tadi Surat rekomendasi dari KEMENAG secara resmi sudah ditandatangani dan dikeluarkan dan Pembangunan Masjid Muhammadiyah Juli Kabupaten Bireuen bisa dilanjutkan” ungkap Dahnil.
Atas kabar tersebut, Dahnil secara pribadi dan jamaah Muhammadiyah mengucapkan terima kasih kepada Menteri Agama..Dahnil berharap pembangunan bisa dilanjutkan segera tanpa ada gangguan lagi dan Aceh kembali damai dan toleran.  [tebarsuara.com]

Ini Dia 3 Memo “Bertuah” Jusuf Kalla untuk Aceh

Oleh: *
Beurujuk.com | Memo Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla terkait pengungsi asal Sri Langka yang dituju kepada Gubernur Aceh tertanggal 15 Juni 2016 ternyata bukan memo satu-satunya Jusuf Kalla untuk Aceh.
Dalam kapasitas Jusuf Kalla sebagai Wakil Presiden RI, ternyata orang Bugis ini juga pernah menerbitkan memo terkait Aceh. Memo pertama Jusuf Kalla terkait tsunami Aceh dan memo kedua terkait partai lokal dan Partai Aceh.
Memo Ombak Perdamaian
Terkait tsunami Aceh sudah pernah diceritakan oleh Jusuf Kalla dalam buku Ombak Perdamaian untuk mengenang 10 tahun bencana tsunami gempa bumi berskala 8,9 skala richter yang mengguncang dan disusul dengan tsunami yang memporakporandakan Aceh pada 26 Desember 2004.
Alhasil, gagasan dan rencana Wapres dalam Memorandum yang dibuat tahun 2005 itu, membuat SBY pada tanggal 10 Januari 2005, mendatangi Kantor Wapres di Jalan Medan Merdeka Selatan. Ujungnya, keduanya bersepakat merealisasikan memo terkait rehabilitasi dan rekontruksi yang dipadu dengan langkah melanjutkan perdamaian yang jejaknya sudah dirintis sejak Juni 2003.
Memo Merah Hitam
Memo kedua Jusuf Kalla juga pernah dikeluarkan terkait Aceh. Ini ada kaitannya dengan persetujuan partai Aceh.
‘Saya tanda tangani sendiri Partai Aceh, lambangnya dan warnanya. Ketika orang lain tidak berani saya sudah tanda tangani. Jadi satu-satunya partai di Indonesia yang saya tanda tangani Partai Aceh. Karena saya yang tanda tangani , maka tak ada yang berani lagi mengganti,” kata Jusuf Kalla ketika berkunjung di kantor PA, Banda Aceh, aceh Sabtu (13/6/2009).
Alkisah, lolosnya Partai Aceh tidak terlepas dari memo Jusuf Kalla. Jusuf Kalla membuat memo yang menjamin nama itu tidak akan dipersoalkan lagi. Hasilnya, Partai Aceh dinyatakan lolos verifikasi. Memo ini sekaligus sebagai jaminan bagi delegasi Aceh agar nama Partai Aceh tidak akan dipersoalkan lagi.
Soalnya, dua nama yang pernah diusulkan sebelumnya ditolak Jakarta karena dianggap masih berbau Gerakan Aceh Merdeka.
Mengutip penulis buku biografi Hasan Tiro yakni Murizal Hamzah dalam artikel berjudul Local Political Parties in Aceh: Engines of democratisation in Indonesia dalam buku berjudul Aceh The Role of Democracy for Peace and Reconstruction dengan editor utama Prof. Olle Törnquist (Februari 2008) disebutkan bahwa pada 7 Juni 2007, nama yang didaftarkan ke akta notaris adalah Partai GAM, tanpa kepanjangan. Bendera yang diusulkan berwarna merah dengan gambar bulan bintang di tengah dan garis hitam putih. Kanwil Hukum dan HAM menolaknya. Alasannya, selain karena tidak memiliki akronim, dianggap masih identik dengan nama lama.
Sempat terjadi negosiasi, pihak partai melunak. Pada 25 Februari 2008, logo partai diubah. Bulan bintang dihilangkan. Nama partai diusulkan menjadi Partai Gerakan Aceh Mandiri (GAM). Hasil verifikasi pada tenggat waktu 3 hingga 24 April 2008 memutuskan Jakarta menolak nama itu karena dianggap masih identik dengan nama lama.
Perdebatan kembali muncul. Sementara batas waktu verifikasi hampir melewati tenggat. Pilihannya hanya dua: mengubah nama atau tak lolos verifikasi.
Isu itu kemudian dibawa dalam rapat round table meeting antara Pemerintah Indonesia dan Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Pertemuan ini difasilitasi oleh Center Management Initiative, lembaga yang memfasilitasi perjanjian damai.
Pada 8 April 2008, Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla dengan Malik Mahmud selaku pimpinan GAM menyepakati nama Partai GAM menjadi Partai Aceh. Untuk lebih menguatkan, delegasi Aceh meminta jaminan dari Jusuf Kalla, dan dipenuhi. Jusuf Kalla membuat memo yang menjamin nama itu tidak akan dipersoalkan lagi. Hasilnya, Partai Aceh dinyatakan lolos verifikasi.
Memo Kemanusiaan
Itulah tiga memo “bertuah” Jusuf Kalla terkait Aceh. Pada memo kemanusiaan yang ketiga ini, Jusuf Kalla memberi arahan agar pengungsi asal Sri Langka diizinkan mendarat, diberi makan, bbm dan perbaikan kapal. Memo kemanusiaan inilah yang membuat Gubernur Aceh bergerak lebih humanis kepada pengungsi yang di negaranya sedang dilanda konflik sebagaimana dahulu juga pernah dirasakan oleh Aceh. [tebarsuara.com]
*) Penulis merupakan Staf Redaksi & Data aceHTrend

Malaysia Puji Pemerintah Aceh Lindungi Pengungsi Tamil Sri Lanka

Beurujuk.com | Pemerintah Malaysia mengapresiasi sikap dan niat baik Pemerintah Aceh dalam menangani pengungsi etnis Tamil Sri Lanka yang terdampar di perairan Lhoknga sejak Minggu, 12 Juni 2016 lalu.
"Pemerintah Aceh patut diancungi jempol yang telah berperan penting dalam membantu pengungsi Tamil dari Sri Lanka," ujar Ramasamy Palinasamy selaku Deputi Ketua Menteri negara bagian Penang, Malaysia seperti dilansir laman FreeMalaysianToday hari ini, Kamis, 16 Juni 2016.
Ramasamy mengatakan, kepedulian pemerintah Aceh terhadap pengungsi etnis Tamil ini telah menyentuh perhatian mereka. Pasalnya, kata Ramasamy lagi, antusias dan itikad baik pemerintah dan warga Aceh yang turut serta memberikan makanan dan obat-obatan kepada 35 pengungsi Tamil yang terdampar di perairan Aceh.
"Bahkan diantara pengungsi itu ada wanita dan anak-anak. Satu diantaranya dalam keadaan hamil dan harus mendapatkan perawatan intensif di Rumah Sakit setempat," ujarnya lagi. 
"Rakyat Aceh yang dikenal karena kemurahan hati mereka yang terus mendesak pemerintah Indonesia agar diizinkan tinggal sementara bagi pengungsi Tamil sampai segala permasalahan mereka dapat diselesaikan oleh Badan Keamanan Internasional," tambahnya lagi. (Media Aceh) 

Polisi Jaga Ketat Kapal Imigran Etnis Tamil Sri Lanka di Lhoknga

Beurujuk.com | Bantuan berupa makanan dan minuman terus mengalir kepada warga Sri Lanka etnis Tamil yang terdampar di Perairan Lhoknga, Aceh Besar. Logistik tersebut dibawa ke dalam kapal karena para imigran tidak dibolehkan turun ke daratan.

Kapolres Aceh Besar AKBP Heru Suprihasto kepada LintasAtjeh.com mengatakan saat ini status kapal tersebut masih dalam tahap penyelidikan lebih lanjut dari instansi-instansi yang turut andil dalam menangani kasus kapal tersebut.

“Kapal imigran ini tetap dijaga oleh personel gabungan Polisi Perairan dari Ditpolair Polda Aceh, Polres Aceh Besar, anggota TNI dan beberapa personel dari instansi-instansi terkait lainnya, karena apabila tidak dijaga dan penumpang dibiarkan untuk turun dari kapal ke daratan, dikhawatirkan nantinya akan ada penumpang yang mencoba untuk melarikan diri tanpa sepengetahuan dan tanpa melalui proses sehingga memunculkan kasus baru yang disebut para imigran-imigran gelap," terang Kapolres Aceh Besar, Selasa (14/6/2016).

Tadi sekitar pukul 13.00 WIB, posisi kapal sudah kandas ke pantai wisata Pulo Kapok Lhoknga. Sebelumnya sempat sekitar 300 meter tapi lama kelamaan dibawa ombak.

Sementara Heru Suprihasto, mengatakan Tim Medis dari kantor Kesehatan Pelabuhan Banda Aceh sudah melakukan pengecekan kesehatan terhadap 43 penumpang yang merupakan warga Srilangka etnis Tamil tersebut. Seluruh awak kapal imigran yang terdiri anak-anak, perempuan dan laki-laki di data petugas dan diberikan bantuan makanan, minuman maupun pakaian layak pakai," ungkap Heru.

Pantauan wartawan LintasAtjeh.com,  sampai malam hari ini, kapal besi warna hijau itu sudah kandas di bibir pantai Pulau Kapok.[Lintas Atjeh]

Perempuan Tangguh Penjual Jomblang

Beurujuk.com | Jarum jam menunjukkan angka 16:30 WIB, Rabu (15/6/2016). Saya baru keluar dari Kantor KIP Bireuen. Maksud hati hendak segera pulang ke rumah, namun apa daya baru 20 meter menginjak jalan hitam Medan- Banda Aceh, di kawasan Paya Lipah, Peusangan, Bireuen, hujan menghentikan putaran ban sepeda motor.
Saya pelan- pelan merangsek mencoba melawan curahan air dari langit. Namun saya kalah. Akhirnya harus berteduh di sebuah kios yang pemiliknya sedang menjajakan jamblang (boh jambe kleng).
Perhatian saya kemudian beralih pada deretan meja yang digelar terpisah-pisah di bawah pohon asam jawa di pinggir jalan negara.
Beberapa wanita dengan usia beragam, duduk di belakang meja. Mereka mungkin berharap bila dedaunan asam jawa bisa melindungi mereka dari gempuran hujan yang tidak ramah dengan butiran jamblang yang lemah.
Akan tetapi hujan kian tak ramah. Wanita- wanita itu menyerah. Mereka menggulung lapak dan memilih berteduh di kios terdekat. Sebagian memilih pulang.
“Baru balik modal. Laba belum ada,” ujar seorang pedagang dengan senyum merekah.
Harga jamblang masih mahal. Per bambu Rp 25 ribu. Mereka menjual pergelas, 5000. Kalau laku semua mereka untung 25 ribu pet bambu. Karena per bambu itu 10 gelas. Namun namanya saja berjualan buah musiman yang lemah fisiknya.
“Buah ini rentan kalau kena air. Juga, kalau sudah tak habis sehari, besoknya udah kurang cantik, karena melepuh, biasanya kalau udah balik modal, saya langsung menjual dengan laba seadanya,” ujar wanita paruh baya itu.
Buah jamblang adalah buah musiman yang berbuah mendekati bulan Agustus. Sehingga profesi menjadi pedagang buah ini sifatnya musiman. Pedagang menebus jamblang dari agen di pasar dengan harga bervariasi sesuai dengan jumlah jamblang yang masuk ke pasar. Semakin banyak makin murah.
IMG_20160615_170349
“Tiap hari, normalnya kami bisa menjual tiga kilo. Paling banyak empat kilo. Kalau dilihat untungnya sih banyak, namun seringkali kami harus nombok modal. Khususnya bila hujan turun, ketika jomblang baru kami gelar,”
Tak ada keluhan. Wajah-wajah mereka terlihat kuat menghadapi “resiko pasar bebas” (berjualan di pinggir jalan di alam terbuka. Pedomannya: langkah, rezeki, pertemuan, maut. Uang harus dicari. Semua memiliki resiko. Namun hidup harus terus berlanjut. “Laba rugi sudah biasa.hari ini untung, besok kurang beruntung, itu sudah biasa,” imbuh seorang pedagang yang kembali menggelar dagangan saat hujan mulai reda. [aceHTrend]

Haji Uma Patroli Bersama Polisi Meu Pep-Pep


Beurujuk.com |  Kasat PJR Ditlantas Polda Aceh, AKBP Adnan yang lebih dikenal dengan nama Polisi Meu Pep-Pep bersama Anggota DPD-RI asal Aceh, Sudirman alias Haji Uma, Selasa (14/06/2016) sore melakukan patroli bersama.
Menggunakan kendaraan dinas Polisi Meu Pep-Pep, keduanya mengunjungi sejumlah titik keramaian di kota Banda Aceh.
Kegiatan ini sekaligus digunakan untuk mensosialisasikan tertib berlalu lintas di jalan.
Sepanjang perjalanan, Haji Uma juga tampak menyapa warga, termasuk penjual penganan berbuka puasa.
Kehadiran Haji Uma di Mobil Polisi Meu Pep-Pep sempat membuat warga terkejut.
Warga tak mengira bahwa suara yang keluar dari speaker kendaraan itu adalah Sudirman alias Haji Uma. (Serambi On TV)

Alhamdulillah Lazismu Kini Hadir di Kota Lhokseumawe

Foto Launching LAZISMU Kota Lhokseumawe (Farhan Zuhri, 12/06/16)

Beurujuk.com | Pimpinan Daerah Muhammadiyah Lhokseumawe meluncurkan (Launching) sebuah lembaga yang bergerak di bidang sosial yaitu Lembaga Amil Zakat Infaq dan Shadaqah Muhammadiyah atau yang lebih dikenal dengan LAZISMU(12/06/2016), Lauching Lazismu bersamaan dengan Buka Puasa Bersama Warga dan Simpatisan Muhammadiyah di kawasan kota Lhokseumawe. 

Lazismu atau Lembaga Zakat Infaq dan Shadaqah Muhammadiyah adalah lembaga zakat tingkat nasional yang berkhidmat dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendayagunaan secara produktif dana zakat, infaq, sadaqah, wakaf dan dana kedermawanan lainnya baik dari perseorangan, lembaga, perusahaan dan instansi lainnya. "pada hari ini Lazismu telah dibentuk di Lhokseumawe untuk menjalankan roda pemberdayaan dan membantu masyarakat miskin." kata Salwin ST, MT selaku ketua Lazismu
Suasana Buka Puasa Bersama Keluarga Besar Muhammadiyah Lhokseumawe

Sedangkan Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Lhokseumawe H. Amirullah, Lc. M.Ag menambahkan "Lazismu ini hadir untuk membantu memberdayakan masyarkat di bawah kemiskinan, dan juga tindak lanjut dari pada dalil Al-Quran tentang zakat dan infaq."

Launcing ini juga ditandai denganTausyiah oleh dewan Syariah Lazismu Ust. H. Syahrial Razali, Lc, MA. "Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah. Adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir: seratus biji, Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui(Al-Baqarah:261)", Ayat ini mendorong Mukmim untuk berinfaq di jalan Allah dan juga harus dipahami balasan yang dimaksud bukan hanya di dunia saja namun juga di akhirat. mari berzakat dan berinfaq dengan harta terbaik bukan dengan harta terburuk" Seru Ust Syahrial di hadapan ratusan undangan. (Farhan Zuhri) [tebarsuara.com]

Suaranya Heboh di Medsos, Pemuda Aceh Ini Bertemu Imam Masjidil Haram

ustaz-yusuf-mansur-muzzamil-dan-imam-masjidil-haram
Beurujuk.com | Nama Muzammil HB saat ini menjadi populer di media sosial. Ia mendulang banyak pujian netizen karena suaranya sangat merdu saat membaca ayat-ayat Alquran. Nama pemuda ini menjadi heboh berkat videonya yang tersebar di saat menjadi imam tersebar luar di dunia maya.
Muzammil merupakan pria kelahiran Sigli pada 1993 silam sebenarnya telah meng-upload video bacaan Alqurannya sejak 2012 silam. Namun menjelang Ramadhan tahun 2016 ini baru heboh. Ia mengaku menyebarkan video ini bertujuan untuk berdakwah, memberi motivasi, dan inspirasi. Namun ia tak menyangka, berkat hal tersebut namanya menjadi tenar saat ini.
Ternyata suaranya tak hanya dinikmati netizen Indonesia saja, imam masjidil Haram Syeikh Badul Rahman bin Jamal Al Ausy pun memberi pujian kepada mahasiswa arsitek Institut Teknologi Bandung (ITB) ini.
Beberapa waktu yang lalu saat berkunjung ke Indonesia Sang Syeikh dipertemukan dengan Muzammil dan mendengar langsung bacaan pemuda ini.
Dalam video yang diungguh Syeikh Abdul Rahman dalam Instagramnya tampak Muzammil tiba-tiba muncul saat beliau sedang berceramah di hadapan jamaah didampingi oleh Ustaz Yusuf Mansur yang sekaligus sebagai penerjemah.
Mendapat kesempatan langka, Muzammil tampak terharu dan langsung memeluk Syeikh Abdul Rahman. Kemudian ia disuruh membacakan Ayat-ayat Alquran di hadapan jamaah.
Berikut video-video pertemuan Muzammil HB dengan Imam Masjidil Haram yang dikutip langsung dari Instagram Syeikh Abdul Rahman Al Ausy. [tebarsuara.com]

Pemuda Muhammadiyah Protes Terhadap Larangan Pembagunan Masjid



Beurujuk.com | Pemuda Muhammdiyah memprotes pelarangan pembangunan Masjid Muhammadiyah di Bireuen, Aceh. Larangan itu dinilai sebagai upaya memecah belah umat islam.

Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak, Rabu (8/6/2016), menyampaikan pelarangan pembangunan masjid Muhammadiyah di Kecamatan Juli Kabupaten Bireuen Provinsi Aceh oleh sekelompok orang yang kemudian disahkan oleh Kementerian agama kantor Bireuen Serta pihak Pemerintahan setempat telah mencederai penerapan syariat Islam di Aceh Serta memecah belah umat Islam.

"Argumentasi penolakan pembangunan Masjid Muhammadiyah di Kecamatan Juli yang disebutkan karena merupakan masjid kelompok dan bukan merupakan Ahlul Sunnah Waljamaah menunjukkan sikap sikap usaha memecah belah umat Islam di Aceh yang seolah ikut diamini oleh pemerintah setempat," jelas dia.

Di sisi lain, lanjut Dahnil, isu seolah tidak boleh ada mazhab yang eksis di Aceh selain mazhab Syafiie terus dikembangkan oleh berbagai kelompok tanpa dan pemerintah daerah berdiam diri.

"Kondisi seperti ini harus segera ditangani oleh Pemerintah Pusat khususnya Kementerian agama dan MUI bila tidak Akan mencederai penerapan syariat Islam di Aceh," tegas dia.

"Padahal semua masjid muhammadiyah selama ini bebas digunakan oleh siapa saja terutama umat Islam, dari kelompok mana saja. Bahkan sekolah-sekolah Mujammadiyah, Universitas, Rumah Sakit selama ini digunakan dan dinikmati tidak hanya umat Islam tapi juga umat beragama lainnya," tegas dia. (www.tebarsuara.com)

BLH Lhokseumawe Fokus Atasi Sampah Selama Bulan Ramadhan

BLHK Lhokseumawe Akan Fokus Pada Penanganan Sampah Selama Ramadhan
Tumpukan Sampah dijalan menuju Pabrik PT. Arun
Beurujuk.com | Selama bulan suci Ramadhan 1437 Hijriah, pihak petugas kebersihan dari Kantor Badan Lingkungan Hidup dan Kebersihan ( BLHK) Kota Lhokseumawe akan menfokus penanganan sampah di sejumlah titik pusat kuliner dan pasar keramaian masyarakat disetiap kecamatan.

Hal itu diungkapkan Kepala Kantor BLHK Kota Lhokseumawe Zulkifli kepada Waspada, Rabu 08 Juni 2016, terkait penanganan sampah selama bulan puasa akan berbeda dengan hari sebelumnya.

Karena mayoritas masyarakat Aceh beragama Islam wajib menjalankan ibadah puasa selama Ramadhan, maka secara otomatis produksi sampah di pagi hari menurun drastis dibanding hari sebelumnya.

Apalagi saat masyarakat menjalankan ibadah puasa tentu akan mengurangi aktifitasnya dan banyak warung makanan serta minuman yang ditutup.

Akan tetapi, justru produksi sampah masyarakat hanya terbendung sesaat, kemudian akan meningkat pada waktu menjelang sore hingga malam hari dengan jumlah yang sangat tinggi.

Zulkifli menjelaskan belajar dari pengalaman tahun lalu, disamping melaksanakan tugas rutin juga akan ada kerja tambahan dengan menfokus penanganan sampah di lokasi pasar yang menggelar pusat kuliner menjual menu berbuka puasa.

Antara lain, di Pasar Inpres Desa Pusong Lama, Pasar Inpres Jalan Listrik Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe, Pasar Cunda Kecamatan Muara Dua, Batuphat Timur Kecamatan Muara Satu, Pasar Peunteut Kecamatan Blang Mangat.

“ Kita akan fokus penanganan sampah di lokasi pusat kuliner yang menjajakan beraneka ragam menu berbuka puasa. Termasuk lokasi lain yang terdapat pedagang musiman lain.

Zulkifli memprediksikan setiap pusat kuliner yang ada akan memproduksikan sampah hingga 20 meter kubik atau lebih lima unit kontainer dalam satu harinya.

Meski pihak BLHK tidak kekurangan jumlah tenaga kerja, namun pihaknya masih membutuhkan sebanyak 15 unit kontainer baru untuk dapat mengangkut sampah secara maksimal.

“ Kita berharap kendala tehnis ini bisa teratasi bila nantinya ada penambahan peralatan bantuan dari Propinsi Aceh. Untuk sementara ini kita gunakan fasilitas yang ada untuk membersihkan sampah,” tuturnya.

Zulkifli mengharapkan kepada masyarakat dan pedagang kuliner dan musiman dapat menjaga kebersihan dengan membuang sampah pada tempat yang tersedia disekitarnya. [www.tebarsuara.com]

Pembagunan Masjid Muhammadiyah di Aceh Ditolak Warga

Tebar Suara | Keberadaan Muhammadiyah di Indonesia yang sudah berkarya untuk bangsa selama 1 abad lebih ternyata masih megalami hambatan. Masjid Muhammadiyah yang sedang dibangun di Kecamatan Juli, Kabupaten Bireun, Aceh, ditolak oleh warga. Untuk mendirikan masjid saja masih ada penolakan, padahal Muhammadiyah mendirikan masjid agar bisa digunakan untuk masyarakat umum, bukan hanya digunakan untuk kegiatan internal Muhammadiyah.
“Masjid Taqwa Muhammadiyah yang sedang dibangun tidak boleh dilanjutkan karena ditolak masyarakat dengan dalih milik kelompok dan bukan ahlus sunnah wal jamaah”, terang Dahnil Anzar Simanjuntak, Ketua PP Pemuda Muhammadiyah.
Pihak Pemda, kecamatan, desa, serta Kementerian agama seakan ikut mengamini. Pemuda Muhammadiyah sedang advokasi masalah ini. “Kasus Khilafiyah yang berujung pada kekerasan banyak dialami masjid dan aktivis Muhammadiyah di Aceh, provokasi Muhammadiyah sebagai aliran sesat massif dilakukan. Sungguh sangat mengkhawatirkan. Seolah kita kembali ke belakang era dimana nalar tidak hadir”, jelas aktivis anti korupsi ini. (sp/rdk)

KRONOLOGI PENYERANGAN MESJID MUHAMMADIYAH BIREUEN

Photo : Keadaan suasana jamaah mesjid saat pelaksanaan Sholat Tarawih.
Beurujuk.com | Minggu, 5 Juni 2016 jam 18:30 WIB terjadi penyerangan terhadap Mesjid Muhammad di Desa Juli Keude Dua Kecamatan Juli Kabupaten Bireuen oleh sekelompok orang. Mesjid Muhammad tersebut dibangun oleh Yayasan Syeikh Eid bin Muhammad Al Thani Cabang Indonesia pada tahun 2008. 
Yayasan tersebut menunjuk seorang pengelola Mesjid yang bernama Saifuddin (63 Tahun) Warga Desa Juli Keude Dua melalui sebuah Surat Keputusan, yang didalamnya mencantumkan tugas-tugas diantaranya : a. Mengangkat Imam Shalat, b. Mengangkat Muazzin, c. Menghidupkan halaqah-halaqah Pengajian serta melaporkan setiap perkembangan mesjid termasuk masalah renovasi mesjid kepada Pihak Yayasan yang memberi bantuan.

Beberapa hari sebelum penyerangan, Pihak penyerang terlebih dahulu memberikan maklumat kepada Pengurus Mesjid untuk Menghentikan (Menutup Total) segala bentuk kegiatan/aktivitas keagamaan yang selama ini dilaksanakan di Mesjid Muhammad di Desa Juli Keude Dua Kecamatan Juli Kabupaten Bireuen. 
Dalam maklumat tersebut juga ada ancaman sanksi apabila maklumat yang dibuat tersebut tidak dilaksanakan. Dalam maklumat tersebut disebutkan hasil musyawarah perangkat Gampong Juli Keude Dua, padahal tidak pernah dilaksanakan rapat melainkan hanya keinginan dari sekelompok orang. Oleh karena itu Kepada Desa Juli Keude Dua tidak mau menandatangani maklumat tersebut (dokumen maklumat terlampir).

Pada saat terjadi penyerangan, beberapa orang pihak penyerang masuk kedalam mesjid dan beberapa orang lagi berdiri di luar mesjid. Selain itu disekitar dan didalam mesjid juga ada jamaah tetap mesjid Muhammad tersebut. Dari Pihak penyerang yang masuk ada 3 orang yaitu : Ramlan Thaleb, Yahya Ibrahim dan Edi Saputra (Edi Tansil) dan langsung duduk di shaf depan yang langsung berada dibelakang tempat Imam.

Yahya Ibrahim tanpa meminta permisi kepada Pengurus Mesjid langsung maju dan membaca Al-Qur’an dan ketika masuk waktu Magrib Edi Saputra juga dengan tanpa permisi juga langsung maju untuk azan. Melihat kondisi demikian Tgk. Saifuddin Daud yang bertindak sebagai pengelola mesjid Muhammad tersebut mengatakan bahwa untuk Menjadi Imam Shalat dan Muazzin sudah ada orang yang ditunjuk sehingga tidak dibenarkan untuk bertindak seperti itu. 
Pengurus Mesjid melarang diakibatkan oleh adanya maklumat sebelumnya dari Pihak penyerang yang berisi penutupan terhadap mesjid Muhammad dan pengurus Mesjid menganggap ada niat yang tidak baik yang dilakukan oleh Pihak Penyerang, yaitu tujuan azan dan shalat yang dilakukan oleh penyerang di Mesjid Muhammad hanyalah kedok untuk mengambil alih mesjid dan kemudian menutupnya sebagaimana tersebut dalam maklumat.

Akan tetapi, Edi Saputra memaksa untuk melaksanakan azan yang pada akhirnya oleh Pengurus Mesjid mengambil microphone. Akibatnya Edi Saputra marah dan memukul dada Hilman Saifuddin (anak dari pengelola mesjid), yang akhirnya memicu keributan dan terjadinya aksi dorong sampai keluar mesjid. 

Pada saat di luar mesjid, dua orang Penyerang yaitu Rizal Azis dan seorang lainnya yang belum diketahui namanya memegang kuat Hilman Saifuddin. Kesempatan ini dimanfaatkan oleh Edi Saputra untuk bebas memukul dan melempar batu ke arah Tgk. Saifuddin, Hilman Saifuddin dan Muhammad Haris. 
Lemparan batu yang Cuma berjarak 2 meter tersebut meyebabkan terjadinya luka dan keluarnya darah dari Kepala Tgk. Saifuddin dan anaknya Hilman, sedangkan Muhammad Haris menderita luka di bagian paha. Lemparan yang tepat dikepala Hilman Saifuddin diakibatkan karena korban tidak dapat menghindar akibat terus dipegang kuat oleh 2 orang dari Pihak Penyerang.

Tiba-tiba terdengar suara dari Tgk. Saifuddin yang berseru : “Saya dilempari batu”. Melihat Ayahnya yang sudah berdarah di bagian kepalanya membuat Hilman Saifuddin yang juga terluka di Bagian kepalanya seketika berontak sehingga lepas dari pegangan pihak penyerang. Kemudian Hilman membalas kearah Edi Saputra dan terjadilah perkelahian. Karena merasa kalah akhirnya Edi Saputra melarikan diri kearah sawah, karena larinya tidak terkontrol menyebabkan Edi Saputra jatuh ke sawah dan kepalanya membentur beton saluran irigasi dekat sawah. 
Melihat Edi Saputra jatuh ke sawah. Selanjutnya, oleh Agusmaidi Sulaiman yang juga dari Pihak penyerang kemudian membawa Edi Saputra ke Rumah Sakit. Sedangkan Pihak pengurus Mesjid yang terluka oleh para jamaah juga membawa ke RSUD Dr. Fauziah Bireuen untuk di rawat dan diobati. [Seuramoe Mekkah]

BARAT


Top