ads

Berita

NAD

Nasional

Internasional

Dunia Islam

Tuliasan%20Anda

Oleh: Risman Rachman*
Beurujuk.com | Bisa dibilang, disetiap musim Pilkada tiba selalu saja ada strategi dan taktik tampil agamis. Agamis di sini dimaksudkan hanya menggunakan atribut agama untuk kepentingan meraup suara. Sesudah kemenangan dicapai, substansi agama (tujuan Syariah) diabaikan, yaitu menjaga jiwa, menjaga akal, menjaga agama, menjaga keturunan, menjaga harta, dan menjaga lingkungan atau yang kini dikenal dalam trilogi berislam yaitu sejahtera, aman dan bahagia dalam naungan iman.
Dalam bahasa al quran istilah menjual agama secara khusus disebut dengan menjual ayat-ayat Allah (at taubah ayat 9): “Mereka menjual ayat-ayat Allah dengan harga sedikit.” Ayat ini, dalam Tafsir Al Qurthubi diartikan bahwa Yahudi menjual hujah-hujjah Allah dan penjelasan-Nya demi mendapatkan kepemimpinan (riyâsah) dan mendapatkan banyak materi.  
Dulu, ada ayat yang dipakai untuk memilih partai tertentu. Misal “…kalimat yang baik laksana pohon yang baik” (seperti disitir dalam QS Ibrahim [14]: 24) untuk mempromosikan lambang partainya yang berbentuk pohon. Atau hadist “sebaik-baik urusan adalah pertengahan” untuk mengarahkan warga memilih nomor urut partai yang tengah.
Orang Aceh dahulu sudah sangat pinter mensiasati para jurkam penjual ayat. Ada hadih madja untuk meruntuhkan kredibilitas mereka yaitu “hadish keu tungkat ayat keu belanja.” Atau, klaim langsung atas mereka dengan sebutan “awak meukat ayat untuk jeut keu raja.”
Cara ureung jameun mensikapi para penjual agama ini perlu dipopulerkan lagi karena sudah berulangkali pemilu, substansi agama atau tujuan syariah tidak juga tegak di bumi Aceh. Padahal, dalam musim perkenalan hingga musim kampanye, para kandidat sangat dekat dengan bahasa dan anjuran agama.
Di Jakarta ada contoh kasus menarik, dimana salah seorang balon gubernur DKI mengkampanyekan penerapan syariat Islam di Jakarta jika ia terpilih. Sekilas tawaran ini menarik dan patut untuk di dukung. Faktanya, balon dari salah satu partai itu kemudian ditangkap KPK. Nyan ban!
Untuk konteks Aceh, kehadiran balon atau calon kepala daerah yang agamis tentu sangat perlu dan memang sudah semestinya agamis. Tapi, agamis disini mestilah bukan sekedar jualan agama untuk meraih suara, melainkan untuk menerapkan substansi agama atau tujuan syariah. Pertanyaannya, adakah calon yang akan menerapkan tujuan syariah di bumi Aceh?
Ukuran mudahnya memang cukup dengan melihat tampilan luarnya. Misalnya dari penampilannya. Jika kurang, lihat dari kedekatannya dengan ulama, jika kurang juga lihat dari kemampuannya memahami agama.
Semua ukuran itu bagus. Tapi, lebih bagus lagi jika menelaah jejak kepemimpinannya. Salah satu contohnya adalah kebijakannya terhadap lingkungan hidup. Silahkan tanya di dalam hati, siapa lebih islami kebijakan moratorium logging yang dikeluarkan oleh Irwandi Yusuf pada 6 Juni 2007 dengan kebijakan pemberian izin pembukaan lahan di lokasi yang dilindungi banyak undang-undang yang diterbitkan Tarmizi Karim pada 23 April 2012?
Kebijakan Irwandi Yusuf memang bukan hal baru karena juga pernah dilakukan oleh Abdullah Puteh bahkan oleh Nurmahmudi. Tapi jika dilihat secara subtansi maka lebih sangat substansi kebijakan Irwandi Yusuf dalam memaknai tujuan syariah dalam hal menjaga lingkungan hidup. Jika Abdullah Puteh lebih untuk keperluan administrasi, dan Nurmahmudi untuk soal konversi hutan, maka Irwandi Yusuf menukik lebih dalam. Latar belakang pendeklarasian Moratorium Logging Hutan dalam wilayah Provinsi Aceh dimasa Irwandi Yusuf dimaksudkan untuk menyusun kembali Strategi Pengelolaan Hutan Aceh melalui redesign (penataan ulang), reforestasi (penanaman kembali hutan), dan reduksi deforestasi (menekan laju kerusakan hutan), demi kemaslahatan umat manusia, termasuk berupaya menciptakan kesejahteraan bagi masyarakat Aceh.
Dengan satu contoh ini saja sudah cukup untuk mengantisipasi siapa yang pantas disebut calon penjual agama dengan calon yang bermaksud mencapai tujuan beragama atau tujuan syariah. Untuk itu sangatlah penting mengkaji dan menguji visi, misi, program, dan pandangan semua kandidat gubernur Aceh agar terbebas dari tipu daya jualan agama hanya sekedar untuk meraih suara kemenangan, seusai itu tujuan agama diabaikan. (aceHTrend)
*) Pemimpin Umum dan tukang tulis yang tidak penting agar penting

About seulangamedia

Seulanga Media Merupakan Portal yang di gagas oleh mahasiswa asal Seulanga Aceh, dengan Kantor pusat di Jakarta. Seulanga Media dapat dihubungi melalui email: rimungputeh97@gmail.com
«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

Tidak ada komentar:

Post a Comment

BARAT


Top